HARI RAYA RINDU
Hari rabu...
bolehkah jika kusebut hari raya rindu? Hari dimana kita, untuk pertama kalinya bertemu. Bagaimana mungkin itu tidak terkenang, sedangkan pertemuan itu selalu terbayang. Dimana kala itu, langit dalam keadaan cerah berawan. Dan mata ini sedang dimanjakan oleh paras indah ciptaan tuhan.
Sejenak aku tertahan, terdiam, dan terpesona oleh kuasa tuhan. Sungguh, semua itu tak cukup mudah untuk dilupakan. Tak pernah terbayang jika itu hanya akan menjadi kenangan, Kenangan yang seharusnya aku lupakan. Adanya pertemuan selalu disertai perpisahan, antara menyedihkan atau membahagiakan, siapa yang tahu? Itu semua sudah menjadi rahasia tuhan.
Namun untuk kali ini, perpisahan itu terjadi begitu cepat dalam pandangan. Pertemuan itu menjadi singkat dalam bayangan. Kebersamaan yg diimpikan langsung sirna dalam dekapan.
Yang semula saling menguatkan, berakhir dengan saling menyalahkan. Yang semula kuat menopang, berakhir dengan alasan tak kuat menahan. Ibaratnya senja yg sedang meredup keindahannya, kala itu kau datang memberi harapan, seolah olah kau adalah pagi yg ku harapkan. Namun ternyata tidak.
Kau sekedar pagi yg berkabut, yg memberikan jarak antara kita hanya sebatas aku dan kamu. Kau pergi menyisakan luka kelabu, mengukir goresan sendu, yang tak akan mudah untuk dilupakan. Dan bodohnya, aku hanya bisa merindu atas pertemuan itu.
(Sulis hafidzah)
(Sulis hafidzah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar